Mendung yang sedikit simpatik atas kesedihan
Mengukirnya pada hitam savana langit gulita
Melihat pilu jelata,menderita bukan karena sakitnya
Tapi tertawanya penguasa yang membabi buta,siap memangsa
Babi itu buta?tidak!!
Tapi melebihi orang buta yang masih tau apa yang harus dimakan
Babi rakus memangsa apapun dihadapannya,termasuk kotorannya sendiri
Perutnya membuncit sampai tak bisa tegak berdiri
Berlari sempoyongan seperti pemabuk jalanan lupa diri
Berjuta jiwa berada dibawahnya,menunggu sisa kotoran yang tak pernah ada..
Bukit bintang,laut terang,itu cukup jadi hiburan
Dibalik tangan-tangan kotor tempat cacing bertelur
Melihat dan bicaralah,itu saja cukup!lalu pura-pura buta
Tak perlu memberikan apa-apa,apalagi merangkulnya,jangan!
Tubuhnya kotor,keringat hasil pukulan matahari
Nanti kalian ikut kotor,dan tertular kuman!!!
Lakukanlah nanti dilain waktu,saat media datang
Adalah waktu yang tepat untuk pura-pura peduli!!
Waktunya beramal,lemparkan kacang-kacang itu agar mereka senang
Lalu kau tertawa,dan anggap mereka seperti monyet!!
Abadikan dalam bentuk kaset,agar anak cucumu tahu kedermawananmu!
Hei penguasa!!Tunggulah hujan lokal yang tak akan pernah mampu kau melihatnya
Disana bayangan merah bertanduk telah siap mengabdi untukmu
Dalam penantian yang Abadi.......
Bawah gunung binaiya,13-03-2013
rafflesia_java
Hanya bayang terawang,
Sebuah padang kedamaian..
Di pelupuk mata setan,
Antara nafsu dan ketulusan
Tak pernah tampak perbedaan..
Hanya kiasan bak fatamorgana,
Bergerak diatas pasir putih dan laut
Dibawah terik mata api dari langit..
Walau seribu tahun lagi..
Sampai air mematahkan gunung karang,
Yang kerasnya tampak angkuh..
Meremehkan kelembutan air,
Penguasa dunia setelah kehancuran..
Di pelupuk mata malaikat,
Birahimu tak berguna....
tepi pantai rembulan redup,03.03.13.01:45 WIT
rafflesia_java